Tidak banyak orang yang memperoleh kesempatan seperti kang Gito. yang dikaruniai kehidupan dengan harta berkecukupan, memiliki kejayaan dan kemasyhuran sehingga bisa mengumbar hawa nafsunya dengan hura-hura, foya-foya, narkoba, angkara juga wanita...
Namun tidak banyak juga orang yang seperti kang Gito, ketika beranjak tua tubuhnya digerogoti kanker getah bening, alhamdulillah hal itu oleh beliau dianggap sebagai "teguran" atas kelakuannya selama ini, sehingga dijalaninya "cobaan" tersebut dengan sabar dan ikhlas sambil berusaha untuk terus merubah perilaku salahnya... Agaknya kang Gito bisa melampauinya dan lulus ujian itu... Karena betapa banyak orang yang juga mengalami hal serupa, namun gagal untuk menjadikan "cobaan" sebagai "jeweran" agar berbenah diri dalam rangka untuk lebih dekat lagi kepadaNya...
Namun tidak banyak juga orang yang seperti kang Gito, ketika beranjak tua tubuhnya digerogoti kanker getah bening, alhamdulillah hal itu oleh beliau dianggap sebagai "teguran" atas kelakuannya selama ini, sehingga dijalaninya "cobaan" tersebut dengan sabar dan ikhlas sambil berusaha untuk terus merubah perilaku salahnya... Agaknya kang Gito bisa melampauinya dan lulus ujian itu... Karena betapa banyak orang yang juga mengalami hal serupa, namun gagal untuk menjadikan "cobaan" sebagai "jeweran" agar berbenah diri dalam rangka untuk lebih dekat lagi kepadaNya...
"Cinta yang tulus di dalam hatiku,
Telah bersemi karena-Mu
Hati yang suram kini tiada lagi
Tlah bersinar karena-Mu
Semua yang ada pada-Mu
Membuat diriku
tiada berdaya
Hanyalah bagi-Mu
Hanyalah untuk-Mu
Seluruh hidup dan cintaku…"
Kita boleh iri kepada kang Gito... karena di masa muda beliau mampu memperoleh kejayaan dan kemasyhuran, punya cukup harta, punya isteri cantik, anak yang dan keluarga yang baik. Namun akhir perjalanan hidup beliau yang "khusnul khatimah" itulah yang seharusnya membuat kita lebih iri lagi.... Ya kita iri kepada kang Gito, namun sedikitpun tidak pernah punya keinginan untuk menderita seperti kang Gito di penghujung hidup... Kapanpun rasanya kita tidak akan pernah siap, karena sering lupa mempersiapkan diri dalam menghadapi kemungkinan terjadinya...
Telah bersemi karena-Mu
Hati yang suram kini tiada lagi
Tlah bersinar karena-Mu
Semua yang ada pada-Mu
Membuat diriku
tiada berdaya
Hanyalah bagi-Mu
Hanyalah untuk-Mu
Seluruh hidup dan cintaku…"
Kita boleh iri kepada kang Gito... karena di masa muda beliau mampu memperoleh kejayaan dan kemasyhuran, punya cukup harta, punya isteri cantik, anak yang dan keluarga yang baik. Namun akhir perjalanan hidup beliau yang "khusnul khatimah" itulah yang seharusnya membuat kita lebih iri lagi.... Ya kita iri kepada kang Gito, namun sedikitpun tidak pernah punya keinginan untuk menderita seperti kang Gito di penghujung hidup... Kapanpun rasanya kita tidak akan pernah siap, karena sering lupa mempersiapkan diri dalam menghadapi kemungkinan terjadinya...
Selamat jalan kang Gito...