Selasa, 22 Februari 2005

Memahami bencana apa adanya

Bencana terjadi bukan diakibatkan oleh alam yang membangkang ataupun menyimpang dari ketentuan yang ditetapkan atasnya. Bencana justru terjadi karena alam tunduk kepada takdir Ilahi yang telah ditetapkan kepadanya.
Ketika terjadi banjir, itu akibat sunatullah bahwa air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Ketika air hujan ditumpahkan namun tidak bisa meresap ke dalam tanah sedangkan ketika akan mengalir jalannya terhalang, maka air akan mencari jalan lain dengan meluber ke kanan-kiri atau menerjang segala rintangan tanpa peduli bahwa di situ telah dihuni oleh manusia. Bumi ditakdirkan memiliki kerak dengan lempengan-lempengan yang selalu bergeser sedikit-demi dan saling desak satu sama lain, sehingga kalau desakan semakin kuat, pada suatu saat kedua lempengan akan melenting sehingga energi yang telah terkumpul bertahun-akan tahun akan dilepaskan mendadak sehingga terjadilah gempa bumi. Seperti efek domino, gempa bumi dapat mengoncang massa air laut sehingga terjadi gelombang tsunami yang menyapu daratan dan menimbulkan musibah dahsyat yang mengancam alam dan kehidupan termasuk manusia.
Walaupun sebelumnya tidak selalu bisa diprediksi dengan tepat kapan bakal terjadi, bencana umumnya bisa diterangkan logika prosesnya. Proses bencana terjadi menurut hukum-hukum Allah yang dapat dipahami oleh akal manusia, maka bencana itu bukan terjadi dengan tiba-tiba melainkan terjadi sesuai sunatullah yang berlaku padanya. Ummat yang berada di daerah bantaran sungailah yang akan mengalami bencana banjir, ummat yang tinggal di dekat patahan kerak bumilah yang akan mengalami gempa, tidak selalu ada korelasi antara kezaliman dengan bencana yang menimpa.
Dengan perspektif pemahaman seperti itu, dalam terjadinya bencana, Allah tidak kejam semena-mena meskipun memiliki kuasa untuk berlaku demikian. Karena sunatullah itu berlaku universal, bencanapun tidak pernah memilih apakah yang akan tertimpa adalah seseorang yang beriman dan banyak amal saleh ataupun orang yang ingkar dan tidak dalam hidupnya tidak pernah ada nilai kebaikan.
Hukum atau kodrat alam-pun tidak berubah hanya karena sebuah bencana, maka gempa bumi, tanah longsor, tsunami sangat mungkin akan terjadi kembali. Sungguh suatu kerugian yang sangat besar apabila kita tidak bisa mengambil hikmah atau pelajaran berharga dari bencana yang pernah terjadi, yakni untuk memahami bencana itu sendiri maupun mengantisipasi bila terjadi kembali di masa yang akan datang.

Tidak ada komentar: