Rabu, 16 Agustus 2006

Semangat enam satu: di mana lagi dan oleh siapa lagi

Enampuluh satu tahun mau dipanggil "bapak" sudah terlalu tua, mau dipanggil "mbah" kok belum pantes, itulah umur negeriku saat ini.
Siapapun boleh membanggakan enaknya hidup di luar negeri, pendapatan besar, kerja ringan, fasilitas lengkap dan terjamin, aman, serba teratur, tertib dan sebagainya… tetapi bukankah hidup tanpa chalenge itu justru akan monoton atau kurang variasi.
Di negeri asalnya acara "Fear Factor" cukup sukses, tetapi versi sini justru kurang berhasil, barangkali karena penonton di sini sudah terbiasa menyaksikan teman dan saudaranya melakukan adegan seperti itu, setiap saat bahkan secara live, living dangerously kata orang bule, mulai di crane gedung tinggi, pembangunan tower antena, di sepanjang rel kereta api, di jalan raya, bahkan di seantero negeri ini banyak sekali orang yang tidak lagi takut celaka ataupun mati. Di sini untuk nonton balapan f1, a1, moto_gp tidak perlu jauh-jauh, karena sirkuit balap ada di mana-mana yakni di sepanjang jalan raya. Bila beruntung, tanpa perlu ke Disneyland kita juga bisa menyaksikan adegan live seperti yang tersaji dalam filem action Holywood seperti kebut-kebutan, berantem, tawuran, bakar-bakaran, bahkan juga pengeboman.
Fenomena alam di sini tak kalah menariknya, kalau di California ada gempa bumi di sini juga hal yang biasa, kalau di Jepang ada letusan gunung dan tsunami di sini juga ada, di China ada banjir bandang di sini juga sama. Bahkan ada fenomena yang jarang dijumpai di tempat lain seperti ekspor asap ke negara tetangga, banjir "petis terasi" yang bakalan bisa menenggelamkan sebuah kota, dan sederet contoh lainnya.
Siapa bilang hidup di sini tidak enak, dimana lagi di dunia ini kita lagi bisa menghentikan bis umum persis di depan gapura rumah sendiri. Dimana lagi kita kita tidak perlu antri, di mana lagi semua hal bisa datur, di mana lagi semua hal bisa dipercepat dan dimana lagi semua hal bisa dipermudah, asal tahu caranya dan punya sarananya. Di mana lagi bisa bebas melakukan pelanggaran lalu lintas dengan modal lima dolar di saku. Di mana lagi kita bebas melakukan apapun sesuai kemauan kita… Ya dimana lagi… dimana lagi… dimana lagi… dimana lagi yach, aku tidak bisa menghindar darimu.. dimana lagi tempatku untuk menjauh darimu… bagaimanapun engkau adalah negeriku, tanah tumpah darahku, tanah yang membesarkanku, engkau juga tumpuan harapan masa depanku.. dan siapa lagi yang akan menjadikan negeri ini menjadi lebih baik kalau bukan kita juga akhirnya....
Selamat ulang tahun negeriku…. Merdeka!

Tidak ada komentar: